Informatif, edukatif, akurat dan terpercaya menyajikan informasi seputar filsafat, sosial, politik, pemerintahan, buku dan opini.

test pub-9703219827204705, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

12/18/2021

Hari-hari Terakhir Che Guevara, Sebuah Riview Singkat



Siapa yang tidak kenal Sosok Legendaris dari Amerika Latin seperti Che Guevara, beliau merupakan sosok penting dalam sebuah simbol perjuangan di Kuba pada masanya. Bahkan sekarang pun dikalangan aktivis mahasiswa sosok Che menjadi suatu semangat tersendiri bagi yang menyukainya sebagai simbol suatu perjuangan.


            Saking begitu berpengaruhnya, penulis sampai menetapkan hati untuk mencari tahu Che lebih dalam dan menjadikan Che sebagai tokoh favorit penulis.  Karena itu penulis ingin meriview semua buku yang ditulis Che ataupun yang ditulis tentangnya. Melalui riview pertama dari penulis tentang “Hari-hari Terakhir Che Guevara”,  semoga para pembaca dapat menangkap makna yang disampaikan dari arti sebuah perjuangan Tokoh Revolusioner seperti Che Guevara.


            Hari-hari terakhir Che Guevara Oleh Che Guevara sendiri sebagai penulisnya yang diedit oleh editor bernama  Robert Scheer. Pengantar dalam buku ini dimulai dari sahabat Che yaitu Fidel Castro. Buku ini diterjemahkan oleh Imelda Sunu dan teman-temannya, tata letak oleh tim narasi mereka, perancang sendiri oleh Gunawan dan pemeriksa aksara oleh Rudy Hakim.


            Buku ini judul aslinya yaitu “The Diary of Che Guevara”, Bolivia : November 7, 1996-october 7, 1967. Cetakan pertama di Indonesia sendiri yaitu di Yogyakarta: Penerbit narasi, 2013, dengan jumlah halaman 280. ; 14 x 20 cm. Di terbitkan oleh penerbit Narasi. Untuk yang ingin lebih tau apa itu penerbit narasi bisa cek di websitenya : www.penerbit-narasi.com , distributor tunggalnya dari PT Buku Seru bisa cek di www.bukuseru.com


            Pada bagian pertama, terdapat riwayat singkat Che Guevara dan Revolusi Kuba yang dimulai dari tahun 1928-1953. Di kota Rosario, Argentina, tempat anak yang kelak menjadi tokoh revolusioner yang hebat lahir ke dunia. Anak ini lahir pada tanggal 14 Juni 1928 dari pasangan Ernesto Guevara Lynch dan Celia de la serna. Anak ini atau Che Guevara sendiri merupakan anak tertua atau bisa dikatakan anak pertama dari 5 bersoudara.


            Pada tahun 1928-1953,  jika dihitung sekitar 25 tahun lamanya, terdapat proses dalam bukunya yaitu proses Che lahir, kepindahan keluarganya, belajar di sekolah kedokteran, melakukan kunjungan ke Peru, Kolombia dan Venezuela serta berkerja di Peru pada koloni penderita kusta. Kemudian adanya kudeta pada tahun 1952 oleh Fulgencio Batista di Kuba yang kelak akan ditentang Che dan teman-temannya. Sekitar bulan maret 1953 Che menerima gelar doktor medis,  pada 26 Juli 1953 merupakan suatu perjuangan Fidel Castro dalam memimpin penyerangan ke Garnisiun Moncanda di Santiago de Cuba menentang Batista yang merupakan antek-antek dari Amerika, namun gagal. akibatnya membuat 50 orang dibantai oleh tentara batista dan Fidel Castro dipenjara, kemudian Che mendapatkan gelar sarjana kedokteran dan setelah itu melanjutkan perjalanan keseluruh Amerika Latin untuk mempelajari dampak revolusi 1952 serta Che sampai di Guatemala.


            Pada tahun 1954, Che tidak mendapat perkerjaan tetap pada bidang medis di Guatemala, akhirnya ia berkerja serabutan; mulai mempelajari Marxisme, berpartisipaasi dalam memajukan revolusi Guatemala; bertemu dengan kaum revolusioner pengasingan Kuba seperti Nico Lopez (Veteran penyerang Moncada), Che berpartisipasi secara sukarela dalam melawan penyerbuan yang dilakukan tentara bayaran dari hasil latihan oleh CIA, Guevara mencari perlindungan dikedutaan Argentina karena tentara bayaran memasuki Guatemala dan membantai pendukung rezim Arbenz, selanjutnya saat sampai di Mexico city, Che memperoleh perkerjaan sebagai dokter di Central Hospital.


            Pada tahun 1955, Fidel Castro dibebaskan dari penjara karena tekanan publik yang masif. Setelah Fidel bebas, Che menemui Nico Lopez dan Nico lopez pun mengatur pertemuan dengan Raul Castro (adik Fidel  Castro) dan Che Guevara serta Fidel Castro berangkat ke Mexico juga dengan tujuan mengorganisasi ekspedisi bersenjata ke Kuba yang pada akhirnya mempertemukan ia dan Che Guevara ketika mendaftarkan diri sebagai anggota tetap ketiga dari ekspedisi gerilya.


            Pada tahun 1956, Che dan Fidel Castro ditangkap bersama dengan kawan-kawannya yang merupakan anggota ekspedisi oleh polisi Mexico. Dari penangkapan tersebut membuat Che harus di penjara selama 57 hari atau sekitar 1 bulan lebih. Setelah beberaapa bulan terhitung dari Che di penjara, ia pun berjuang bersama teman-temannya untuk berlayar ke Kuba dengan mengunakan kapal Granma. Beberapa hari setelah keberangkatan  mereka dari mexico ke  Kuba, seorang yang bernama Frank Pais memimpin pemberontakan di Santiago de cuba. Akhirnya pun para pejuang-pejuang pemberontak disergap oleh tentara Batista di Algeria de Pio dan dicerai-beraikan yang mengakibatkan banyak dari mereka dibunuh dan ditangkap. Dalam penyergapan tersebut Che terluka 2 minggu  lebih dari kejadian penyergapan, kelompok Che pun bergabung dengan kelompok Fidel Castro. Jika dihitung terdapat kurang dua lusinan pejuang dalam tentara pemberontak.


            Pada tahun 1957, merupakan salah satu momen penting dari Che ketika pasukan pemberontak telah membentuk dua pasukan di mana salah satuunya Che diusulkan untuk memimpinnya dan menjadi komandan untuk pasukan tersebut. pada tahun ini juga terdapat pemberontakan melalui serbuan ke pos terdepan dalam serangan La Plata, tentara pemberontak juga menyergap tentara pemerintah di Arroyo del Infierno, setelah itu bergerak menyerbu istana kepresidenan di Havana oleh pejuang-pejuang dari Revolutionary Directorate namun serangan itu gagal dan beberapa revolusioer terbunuh seperti Jose Antonio Echeverria. Selain kekalahan pada tahun 1957, ada kemenangan juga yang tentara pemberontak rasakan ialah pada 27-28 Mei, di mana serangan terhadap El Uvero berlangsung di Sierra Maestra merupakan suatu kemenangan penting bagi mereka.


            Pada tahun 1958,  pada tanggal 9 april gerakan 26 Juli dilakukan penyerbuan untuk pemogokan secara umum di seluruh Kuba namun penyerbuan tersebut gagal. Setelah itu pada bulan berikutnya Batista melancarkan Ofensif militer habis-habisan kepada tentara pemberontak di Sierra Maestra. Setelah penyerangan tersebut kira-kira dua bulan setelahnya terjadi kemenangan yang menentukan bagi tentara pemberontak yang menandai awal serangan balik oleh tentara pemberontak terhadap serangan El Jigue. Pada 31 Agustus, Che memimpin invansi pasukan dari Sierra Maestra menuju Provinsi Las Vilas di Kuba Tengah. Beberapa bulan setelah perjalanan, pasukan Che Guevara sampai di Pegunungan Escambry dan langsung membangun kontak dengan gerilya lainnya. Pada bulan Desember pasukan Che menguasai sejumlah kota di Provinsi Las Villas dan pasukannya mulai menyerbu Santa Clara, Ibu kota Las Villas.


            Pada tahun 1959, sekitar tanggal 1 Januari, Batista meninggalkan Kuba dan langsung setelah itu diambil alih kekuasaanya oleh junta Militer. Sontak saja hal tersebut membuat Fidel Castro kesal dan langsung menentang Junta militer tersebut dengan tetap menyerukan perlawanan. Akhirnya, tentara pemberontak berhasil menguasai Santa Clara, pasukan Che langsung diperintahkan untuk segera bergerak menuju kota Havana. Keesokan harinya kaum buruh menanggapi seruan Fidel Castro untuk melakukan pemogokan kerja secara umum mengakibatkan negeri pun lumpuh seketika. Setidaknya saat pasukan Che menduduki Havana, mereka telah menguasai benteng La Cabana (Bekas kubu pertahanan batista). Tak lama, beberapa hari setelah itu Manuel Urrutia menjabat sebagai presiden yang merupakan calon terpilih dari gerakan 26 Juli. Pada tanggal 8 Januari, Fidel Castro telah sampai di Havana dan disambut dengan baik oleh ribuan orang disana. Keesokan harinya Che dinyatakan menjadi warga negara kuba (sebagai tanda penghargaannya atas sumbangsihnya dalam pembebasan Kuba). Bulan selanjutnya Fidel Castro langsung dilantik menjadi perdana menteri Kuba.


            Dalam tugasnya, pemerintah revolusioner menerima rancangan undang-undang penurunan tarif listrik, menerima undang-undang penurunan ongkos sewa kira-kira 30-50 %, pemerintahan revolusioner menghapuskan diskriminasi rasial, proklamasi undang-undang reformasi argaria menetapkan batas penguasaan tanah seluas maksimun 100 are dan melakukan distribusi tanah bagi petani, perjalanan ke eropa, asia, dan afrika yang dilakukan oleh Che menandatangani sejumlah persetujuan oleh perdagangan, teknologi, dan kebudayaan. Pemerintah revolusioner juga mengadakan konferensi pers di Jakarta (Che menyatakan dukungannya terhadap gerakan rakyat dunia ketiga termasuk Indonesia yang berupaya melepaskan diri dari isapan Imperialisme masa itu. Pada tanggal 16-17 Juli, tidak disangka-sangka Fidel Castro mengundurkan diri sebagai perdana mentri karena krisis pemerintahan. Akhirnya, Urrutia yang ditentang karena tindakan-tindakan revolusionernya membuat kekuatan rakyat meledak dan mendesak Urutia segera mengundurkan diri dari jabatan presiden dan langsung digantikan oleh Osvaldo Dorticos. Anehnya, beberapa hari setelahnya Fidel Castro kembali dipercaya menduduki pos perdana mentri oleh presiden yang baru. Pada tanggal 7 Oktober Che ditunjuk sebagai kepala departemen kepala industri dari Institut Reformasi Agraria Nasional (INRA). Setelah beberapa kejadian yang terjadi dibulan oktober seperti pemberontakan yang akan dilakukan Camio Cienfugos hingga tewasnya Camio sendiri karena pesawat yang ditumpanginya jatuh dalam perjalanan kembali ke Havana, pada bulan november Guevara ditunjuk sebagai presiden Bank Nasional.


            Pada tahun 1966-1967 begitu banyak hal yang terjadi terutama yang paling penulis sorot ialah kematian Che sendiri ditahun 1967. Penulis memang sengaja untuk mempersingkatnya, silahkan untuk teman-teman membaca bukunya pada halaman 17-25.


            Itulah  yang terdapat pada isi bagian pertama pada buku Hari-hari terakhir Che Guevara dari halaman 5-25. Semoga dapat menambah wawasan teman-teman pembaca ya.

  

          Selanjutnya tentang pengantar penting Fidel Castro hal. 27-57. Setelah membacanya, penulis begitu tersentuh dengan kata-kata yang disampaikan Fidel Castro. Pertama, Che sangat suka menulis. Itu terlihat jelas lewat segala yang  dilakukan Che tidak pernah luput untuk ditulisnya. “Apa yang dapat dia katakan dalam catatan-catatan tersebut kemudian dia gunakan untuk menulis cerita sejarah yang menakjubkan mengenai perang revolusioner, pendagogik, dan kemanusiaan.” Begitulah kata Fidel Castro. Bisa kita contoh nih teman-teman pembaca, tidak ada ruginya kita mulai mencintai dunia kepenulisan sehingga kita memutuskan untuk terus menulis. Justru aktivitas itu menguntungkan kita, logikanya seperti ini : “Penulis dapat mengenal Che Guevara karena sering membaca tulisan-tulisannya, tapi ketika mengingat ceita-ceita  kakek penulis dahulu tentang sejarah, bahkan penulis rasanya sudah mulai lupa. Apa yang membedakannya, yup, yang membedakan ialah Che selalu menulis sedangkan kakek penulis tidak pernah menulis, maka jangan salahkan penulis jika suatu hari nanti anak penulis berpotensi melupakan kakek dan malah lebih kenal Che dan lain-lain yang suka menulis karena membaca tulisannya.” Nah, gitu teman-teman. Yuk, mulai menulis!

 

           

 


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

PAGES