Apa yang terlintas dibenak anda
ketika mendengar kata membaca?. Apakah membaca itu membosankan, karena terlalu
berat bacaannya, terlalu panjang penjelasannya, terlalu kaku gaya penulisannya
atau membaca karena suatu kebutuhan saja. Misalkan ketika diberikan tugas oleh
dosen/guru barulah ada niat untuk membaca, untung-untungan kalau membacanya
sampai akhir. Bahkan sering terjadi ketika sudah bosan membaca, apalagi
tulisannya panjang dan tiba-tiba langsung pakai cara sim salabim alias copy
paste.
Kebiasaan-kebiasaan seperti itu
bukanlah rahasia lagi, melainkan sudah menjadi perbincangan hangat oleh
pemuda-pemuda zaman now karena malasnya membaca. Berdasarkan study “Most
Literred Nation in the world 2016” Minat baca di Indonesia menduduki peringkat
60 dari 61 negara. Keprihatinan terhadap minat baca itulah yang
melatarbelakangi artikel kali ini.
Dalam buku yang berjudul mencari setangkai
daun surga tulisan Anton Kurnia hal.43 berbunyi demikian:
“Sejarah mencatat, republik ini
lahir karena anak-anak muda pencinta buku yang peduli pada bangsanya. Para founding father kita-Tan
Malaka, Sukarno, Tirto Adi Suryo, Marco Kartodikromo, Sutan Sjahrir, Mohammad
Hatta, Agus Salim, untuk menyebut beberapa nama saja-adalah para pencinta buku
yang mau belajar dari buku dan berani berbuat.”
Di era post modern, banyak tuntutan yang mau tidak mau harus di penuhi
oleh kaum intelektual dalam menjawab tantangan revolusi industri 4.0, antara
lain Literasi data, Teknologi dan
Kemanusiaan.. Revolusi 4.0 menurut Prof.Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia
asal Jerman, pendiri dan Ketua Eksekutif Word Economic Forum (WEF) yang
mengenalkan konsep revolusi ekonomi 4.0 dalam bukunya yang berjudul “The Fourth
Industrial Revolution”. Prof Schawab
(2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia
secara fundamental. Berbeda denga revolusi industri sebelumnya, revolusi
industri ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih
luas.
Kemajuan teknologi baru
mengintegrasikan dunia fisik. Digital dan biologis telah mempengaruhi semua
disiplin ilmu, Ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami
terobosan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya; (1) Robot kecerdasan
buatan, (2) teknologi nano, (3) Bioteknologi, (4) teknologi komputer kuantum,
(5) Blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer
3D.
Tiga formula untuk menjawab
tantangan revolusi industri 4.0 seperti yang telah disebutkan, tidak akan dapat
tercapai jikalau salah satunya anda tidak rajin dalam membaca dan malah
sebaliknya anda hanya bermalas-malasan saja dan terlena dengan dunia di zaman
now.
Waktu terus berjalan, tak mengenal
siapapun, kapanpun, dan dimanapun, sejarah akan selalu menjadi milik
orang-orang yang menang. Untuk menjadi pemenang harus di isi dengan apakah waktu
anda sekarang? Semua orang diberikan
waktu yang sama, jam yang sama oleh yang Maha Kuasa. Namun, kenapa ada yang
berhasil dan ada yang tidak berhasil ?
Banyaknya jawaban ada didalam
tindakan anda. Kalau di analogikan dari novel dunia sophie karya Joistein
Garder tentang kelinci seorang pesulap, dimana terdapat dua perumpamaan
manusia. Pertama, seorang manusia yang terlena dengan dunia dan menganggap
biasa-biasa saja apa yang ada dilingkungannya serta merasa nyaman. Dalam konteks
novel tersebut bahwasannya orang seperti itu seperti seekor kutu yang berdiam
diri didalam bulu kelinci seorang pesulap. Kedua, seseorang yang tidak terlena
dengan dunia ataupun lingkungannya, melainkan selalu waspada dan bertanya-tanya
tentang dunianya, lingkungannya yang membuat semakin hari semakin penasaran
(memiliki rasa ingin tahu yang tinggi). Seorang manusia seperti inilah yang
disebut seorang pejuang ibaratkan jika dalam konteks novel tersebut yaitu bagaikan
kutu yang penasaran akan dunia diluar bulu kelinci sehingga kutu tersebut naik
ke ujung bulu dan terus berusaha bagaimana keluar dari bulu tersebut.
Dari seekor kutu didalam bulu
kelinci yang menjadi perumpamaan dalam novel filsafat dunia sophie karya jostein
Garder, kita dapat menangkap benang merahnya yaitu kita harus keluar
dari zona aman kita.
Jangan
takut untuk belajar dan terus berjuang karena sejatinya seperti yang dikatakan Multa
Tuli; “Tugas manusia adalah menjadi manusia (De Plicht van een mens is
mens te zijn). Untuk benar-benar menjadi manusia kita harus memiliki rasa
kemanusiaan. Kurang mantap manusia yang cerdas namun tidak memiliki rasa
kemanusiaan. Nah, untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan anda perlu untuk membaca. Seperti yang terdapat di Intagramnya
Berdikari Book, “Membaca adalah melawan; dengan membaca para founding father
kita berani melawan penjajah, dengan membaca mereka berani dan hebat berbicara,
dengan membaca mereka melahirkan tulisan-tulisan hebat, dengan membaca mereka
mendapatkan pengetahuan, dengan membaca hidup seseorang dapat berubah, dan
dengan membaca, banyak hal akan terjadi.
Jika
para founding father kita, ataupun orang-orang sukses didunia karena membaca,
lalu kenapa kita tidak bisa! Toh merekakan sama seperti anda yang notabene
tidak akan hidup kalau tidak makan, bernapas dan lain sebagainya.
Sulit
memang untuk membuat diri sendiri terbiasa setiap hari membaca, apalagi melawan
penyakit yang dari sejak manusia lahir sudah dihantui oleh penyakit 5 huruf yang
dinamakan “MALAS”. Untuk melawan penyakit 5 huruf tersebut, ada 5 tips nih dari
artikelnya bukupedia.com yaitu sebagai berikut.
1.
Mulai
dari yang disukai. Orang dapat berpacaran tentu dimulai
dari yang namanya ada rasa saling menyukai hingga akhirnya lama-kelamaan baru
tumbuh yang namanya cinta. Nah, begitu juga dalam hal membaca, anda perlu untuk
mencari buku yang disukai untuk dibaca.
2.
Pinjam
ke teman. Anda mungkin takut buat beli buku karena nanti tidak
dibaca atau anda takut nanti isinya tidak sesuai yang disukai. Cobalah untuk
meminjam saja, ketemanlah atau perpustakaan dan sumber-sumber buku disekitar
kamu. Intinya yang bikin anda tidak keluar duit dulu.
3.
Beralih
ke genre buku lain. Ketika anda sudah nyaman membaca
buku-buku yang disukai, cobalah untuk
mencoba buku genre lain. Misalkan, anda awalnya suka baca buku genre horror,
anda bisa mencoba buku genre history, kan ada relasinya tuh. Sehingga nanti
anda bisa menambah wawasan lain tentang buku yang dibaca.
4.
Sediakan
waktu. Nah ini yang penting, menyediakan waktu untuk
membaca setiap harinya. Tidak usah banyak-banyak deh, minimal 10 menit cukup
kok. Intinya anda nyaman dan rutin dulu. Kalau sudah rutin tinggal naikan
durasinya. Tapi ingat jangan lupa waktu juga. Eh nanti kalau baca buku lupa
kewajiban utamanya.
5.
Bikin
target. Lah? Baca buku kok harus ada target? Ya kan namanya
juga supaya terbiasa. Maksud target adalah misalnya dalam satu bulan anda harus
menyelesaikan membaca 2 buku. Dengan ditarget seperti ini maka anda akan
membiasakan diri setiap waktu.
Jangan
khawatir, Ayo mulai membaca dari sekarang, lawan kebodohan dengan membaca.
ketika Anda sudah terbiasa membaca buku nantinya, niscaya pasti akan memiliki
wawasan yang luas, memiliki sudut pandang yang berbeda dari orang lain,
percaya diri, saat berbicara tutur kata dan susunannya lebih terjaga serta tertata
dan masih banyak lagi hal-hal misterius yang pastinya akan didapatkan ketika
sudah terbiasa membaca.
Mengutip kata-kata Mao Zedong, “Sehari boleh tidak makan dan tidur tapi jangan sampai
sehari tidak ada membaca.”
Dua
Enam
No comments:
Post a Comment