Informatif, edukatif, akurat dan terpercaya menyajikan informasi seputar filsafat, sosial, politik, pemerintahan, buku dan opini.

test pub-9703219827204705, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

1/06/2020

Kisah Ironis Perjalanan Basri, Mulai dari Polemik Mahasiswa hingga Percintaan



Keren!,  Kata yang gw lontarkan setelah membaca novel berjudul "Lelaki yang Membunuh Kenangan" karya  Dr. Mohd Faizal Musa, dengan nama penanya Faisal Tehrani.


Novel yang memiliki ketebalan 282 halaman dilengkapi dengan kisah mengharukan, kiranya dapat menjadi pelajaran berharga untuk dijadikan salah satu acuan dalam bertindak  sebagai seorang mahasiswa. Gak sia-sia, selama 3 hari meluangkan waktu berjam-jam untuk membacanya, semangat juang gw sebagai mahasiswa seketika langsung menggebu-gebu.


Dalam novel tersebut, dikisahkan seorang laki-laki yang berkuliah disalah satu Universitas ternama di Malaysia. Namanya Basri, ia memimpin demonstrasi untuk membela masyarakat yang tertindas oleh para oligarki-oligarki kapitalis yang mementingkan kepentingan mereka sendiri. Tidak tanggung-tanggung, perlawanan berlangsung sengit antara masa aksi vs aparat keamanan. Seiring berjalannya waktu, demonstrasi yang dipimpin olehnya berlangsung ricuh. Tragedi mengerikan seperti kekerasan yang menimpa teman-temannya tidak terhindarkan lagi.


Ketika tenggelam dalam dunia khayalan akibat terlalu serius membaca, gw tiba-tiba geram banget sama aparat keamanan. Masa!, mahasiswa yang menuntut dan memperjuangkan hak-hak pertani kecil dilawan dengan senjata lengkap. Gw jadi teringat saat ikut demonstrasi beberapa tahun lalu di Palangka Raya. Saat gw dan teman-teman mahasiswa menuntut keadilan untuk petani-petani kecil yang dimelaratkan oleh sistem, nah kebetulan presiden terpilih saat itu "Jokowi" ke kota gw, jadi setelah persiapan yang cukup lama, kami langsung gunakan kesempatan itu. Alih-alih bisa bertemu dengan beliau (presiden yang terhormat), eh kami malah dihadang dengan beberapa tembok pembatas yang dijaga ketat polisi, kira-kira waktu itu ada ring 1-4.


Awalnya berjalan damai, tiba-tiba berlangsung ricuh ketika kami memaksakan diri untuk masuk ke ring 3.


"Pedahal hanya ingin bertemu untuk menyampaikan tuntutan yang sudah dikaji secara mendalam, eh malah dipersulit ini dan itu." Ujar teman di samping gw


Terus yang bikin gw jengkel, adanya kekerasan yang terjadi. Gw gak perlu jelasin gimana kronologinya, yang pasti di media beberapa tahun yang lalu sempat jadi tranding topik.


Btw, lanjut ke kisah Basri. Ketika barisannya bubar, banyak temannya yang ditangkap, bahkan dosenpun di luar aksi ditangkap karena mendukung demonstrasi.


Apakah Basri juga tertangkap?


Ya gaklah, tokoh utama mah gak seru kalau tertangkap, apalagi gugur dalam pertempuran. Singkat cerita, karena Basri merupakan tokoh penting dari gerakan tersebut, ia dilarikan oleh teman-temannya ke luar negeri, lalu hidup dalam pelarian dan bayang-bayang rasa takut yang teramat dalam.
Memang gak mudah hidup dalam pelarian dan bayang-bayang yang serba salah. Takut matilah, takut dibunuhlah dan lain sebagainya. Selama 20 tahun Basri harus menderita akibat ulah pemerintah di Malaysia yang terus mengejarnya seperti buronan. Pemerintah macam apa yang tega berbuat hal demikian terhadap masyarakatnya sendiri yang memiliki hati tulus untuk menolong sesamanya kaum yang melarat.


Selain kisahnya yang luar biasa dalam pergerakan mahasiswa. Kisah lainnya juga membuat gw merenung sejenak dan hampir meneteskan air mata setelah membaca novel di helaian akhir halamannya. Sebab, kisah cinta Basri pun cukup suram. Bayangkan deh, tunangan, teman seperjuangan dalam dunia pergerakan, dinodai, oleh laki-laki bejat, ketika ia dilarikan ke luar negeri. Laki-laki itu adalah seorang raja yang menurut gw raja yang suka seksis, terlalu patriarki. Pada intinya suka memandang perempuan rendah. Hmm, kalau dipikir-pikir lagi, bisa gores-gores tangan atau parahnya gantung diri deh gw kalau kisah cintanya Basri jadi Kisah hidup gw. Aduh, amit-amit cabang bayi dehhh...


Setelah dinodai oleh raja kurang ajar itu, pastilah mau tidak mau tunangan atau teman seperjuangannya Basri harus menikah untuk menutupi aib keluarga.
Tapi, diakhir kisah, tepatnya diendingnya  gw terheran-heran, setelah dua dekade gak pernah ketemu dan komunikasi, eh mereka malah dipertemukan kembali oleh si anak dari tunangannya tadi yang dinodai oleh raja. Gue gak nyangka banget..hehe


Nah, apasih amanat atau pesan moral yang bisa kita pelajarin dari novel yang berjudul "Lelaki yang Membunuh Kenangan".


Pertama, Lo sebagai mahasiswa haruslah terus pegang idealisme Lo, bahkan sampai mati kalau perlu.


Kedua, kalau Lo gak salah terhadap penguasa dan selagi niat masih dikandung badan, jangan pernah ada kata mundur dalam perjuangan


Ketiga, pada akhirnya Lo gak bisa bunuh Kenangan Lo. Kenangan akan terus hidup bersama. Jadi, Lo harus menerima, bukan malah membunuh atau melupakannya.


Keempat, dalam menjalin hubungan, pastikanlah komunikasi lancar jaya.


Kelima, jodoh itu gak akan ke mana-mana dan gak jauh dari apa yang Lo kerjakan  atau tempat yang Lo usahakan sekarang.


Terakhir, gw kutip dari isi cerita di novel, yaitu sebagai berikut.

"Orang selalu mengatakan bahwa cinta itu buta. Namun, sebenarnya cinta itu penipu yang cerdik. Sesering apa kita mendekati orang yang kita cintai, sesering itu pula dia menjauhi kita."


Demikian riview singkat tentang novel yang baru  gw baca sampai habis ludes ke helaian terakhir...hehe. Bagi yang udah baca tulisan di atas silahkan dikomentarin yah. Komentar berupa Tanggapan dan saran dari Lo semua yang baca sangat perlu untuk membakar semangat gw menulis konten selanjutnya. Terima kasih...




Note : Pengen beli buku secara online?, tapi gak tau alamatnya di mana, tenang guys. Berikut Link terpercaya dari website penjual buku yang no tipu-tipu.

1. berdikaribook.red

2. www.gramedia.com

4 comments:

  1. Keren Bu. Bahasanya komunikatif..
    Lanjutkan review buku2 yg lain

    ReplyDelete
  2. Asiapp iya bung, terima kasih. Pasti dilanjutkan 💪

    ReplyDelete
  3. Wahh buku yg bagus kayaknya bung yum, suka aing sama buku-buku yang berbau idealizme dan mahasiswa gini apalagi ada kisah cintanya.

    ReplyDelete
  4. Yup, memang rekomended banget bukunya bung. Apalagi untuk mahasiswa..hehe

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

PAGES