Informatif, edukatif, akurat dan terpercaya menyajikan informasi seputar filsafat, sosial, politik, pemerintahan, buku dan opini.

test pub-9703219827204705, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

11/03/2019

Rasa Sakit



Oleh : Dua Enam




Bergetar Jari-jemari
Saat goresan pena menyatu dengan kertas
Seketika ada yang menarik ke ruang dimensi
Menelanjangiku tanpa imunitas


Perlahan, perasaan mulai kacau
Bayangan semu menghela nafasku
Kilauan semiotika memberi makna lewat pulau-pulau
Partikel-partikel kegelapan datang membelenggu


Sial ! Gumamku
Pikiran maju bak kecepatan cahaya
Namun, fisik menolak dengan waktu
Hitungan mundur, alur cerita berubah hampa
Menggoda pikiran untuk menyelam ke masa lalu


Hey alam semesta raya!
Aku berterima kasih
Berkatmu, rasa sakit mengajariku
Bahwa mahluk hidup yang berpikiran dan berperasaan sepertiku,
Tidak dapat lari darinya


Sepersekian menit aku melangkahkan kaki
Sepersekian detik pula ia menjadi bayanganku


Mengapa rasa sakit setia menemaniku?
Menghantuiku...
Menuntunku...
Menguatkanku...


Apakah rasa sakit bisa dipercaya?
Apakah rasa sakit yang terus ada menemani yang bergerak secara alami bisa dijadikan sahabat semati


Aku rasa sukmaku menolak
Sebab, alam semesta berkata:
"Rasa sakit akan secara alamiah hadir, namun bukan sahabat karib. Tapi bagian dari kehendak sang khalik, pemilik eksistensi tertinggi yang perlu ditelisik"


Dalam jeritan rasa sakit ada kebebasan berfantasi
Sehingga antara realita dan ekspektasi
Tidak dapat ditemukan perbedaan
Tidak dapat ditemukan persamaan


Perlahan mulai sadar betapa berbahaya,
Berbisa dan besarnya kekuatan rasa sakit
Jika ia berteman dengan kesunyian, ketakutan dan kecemasan


Oh semesta, jangan biarkan mereka saling mengenal
Sebab tidak ada artinya hidup
Jika, bermandikan persahabatan mereka


Digoresan akhir pena, aku ingin ada keseimbangan dalam kekurangan dan kelebihan kehidupan
Di awal dan di akhir sebuah hubungan
Semuanya saling melengkapi


Rasa sakit menguatkan
Rasa nyaman melemahkan
Melemahkan yang merasa sakit
Menguatkan yang merasa nyaman


Rasa sakit dan rasa nyaman
Ayo kemari, temani diri ini dalam pangkuan jiwa yang tak berelung hati
Jangan jauhi aku, mendekatlah
Dekaplah tubuhku, rasakan pikiran yang dingin seperti air dan fisik yang panas seperti api


Hingga bagai batu membelah air
Kau membelah pikiranku
Hingga api memanaskan batu
Kau memanaskan perasaanku


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

PAGES