Malam
yang semakin dingin menjadi pertanda memasuki babak yang dinamakan tengah
malam. Biasanya saat menjelang tengah malam gue terkadang susah banget untuk
memejamkan mata, entahlah semenjak awal kuliah tiba-tiba gue susah banget
tidur.
Susahnya.....karna
gue terus kepikiran bahwa masa depan itu gimana ya....gimana ya...apakah indah?
Apakah gue bisa sukses nantinya?
Pertanyaan
yang berbeda-beda selalu hadir dalam imaji gue, bahkan paling konyolnya sempat
kepikiran....kalau gw mati apakah seluruh pikiran mati juga? dan apakah cuma jiwa yang didalam tubuh kita ini akan memisahkan
diri.
Apaan
sih mulai ngaco deh gue..pikiran macam apa yang begituan bak seorang filosof saja....kalau
dalam istilah orang yang mencintai kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan biasa
menyebutnya dengan kontemplasi atau dunia perenungan.
Tapi
ituloh gue orangnya suka ngaco pikirannya kalau udah berkontemplasi di malam
hari. Ehh tiba-tiba aja Muncul pertanyaan yang entah berantah datang tanpa
diundang kaya jailangkung.
Btw,
gue ngaku deh kalau gue tuh konyol banget ibaratkan terlalu berlebihan dalam
memahami dunia. Takut ini lah, takut itulah...intinya gw selalu khawatir akan
hidup ini...tidak bisa tidur rasanya tanpa berkontemplasi terlebih dahulu....
Akibatnya....lahirlah
budaya bagadang versi gue.... bagadangnya ya melamun gak jelas dan ditemani
oleh secangkir kopi hangat, kadang suka ngomong sendirian dikamar, buat
pertanyaan sendiri, trus gue sendiri yang jawab...kan konyol...ingin gue rasanya
berkata kasar...wkwk
Kalian
pernah gak sih ngalamin yang pernah gue alamin kaya bgitoh. Gak bisa tidur
cepat dimalam hari, terus kepikiran dengan hal-hal duniawi. Ah ribet dah hidup
gue....
Enak
banget orang yang bisa tidur selama 6-8 jam dimalam hari...ya berbahagialah
orang-orang yang cepat banget untuk tidur. Sebab, Apalah daya gue yang sulit
untuk tidur dimalam hari..hehe
Tapi
gue gak iri ya dengan kalian, sebab gue bersyukur banget karena dengan tidak
mudah puas akan segala sesuatu hal, gue jadinya susah tidur dan selalu
bertanya-tanya. Dengan bertanya-tanya yang terkadang gaje itulah gue menemukan
mutiara-mutiara ilmu pengetahuan.
Disaat
orang lain tidur, gue mah menghabiskan waktu dimalam yang dingin dengan
berpikir, berpikir dan terus berpikir hingga sampai akhirnya gue udah mulai
lega dan mulai kelelahan berpikir barulah kantuk menjemput untuk berpetualang
dialam mimpi.
Oh
iya gue lupa bilang ke kalian bahwa efek dari bagadang ini bagi gue secara
langsung, ya paginya sering bangun
kesiangan. Pedahal alarm banyak banget
diaktifkan. Mulai dari pukul lima, enam sampai tujuh, but ujung-ujungnya tetap
aja bangun gak sesuai dengan apa yang sudah ditentukan.
Gue
bangun kadang-kadang paling cepat tuh jam delapan pagi...paling lambat ya you
know lah bagi yang tau gue ya hmm gak perlu dibilang, kalian udah pasti pada
taukan.
Hidup
ini serasa singkat bagi gue, seolah-olah beberapa tahun silam seperti hari kemarin saja. Entahlah, aneh aja
pokoknya. Gue merasa gitu karena gue
khawatir mulu. Apa yang udah gue perbuat untuk diri sendiri dan dunia ini? Gue rasa
belum sampai pada tahap yang luar biasa, masih pada batas biasa-biasa saja.
Lalu
bagaimana hidup yang singkat ini agar dapat berisi kenangan warna-warni yang
kelak ketika sudah tua dapat diceritakan ke sanak keluarga.
Diisi
dengan apa ya kira-kira?
Ada
yang tau......nah, kalau ada, simpan baik-baik jawaban kalian, karena gue sekedar mau berbagi dalam blog kali
ini bagaimana salah satunya mengisi
hidup dengan membuat rival didalam hidup.
Definisi
Rival gak perlu gue jelaskan secara detaillah, udah ada juga temen gue yang
menjelaskannya dengan baik dalam blognya
http://12ipsempat.blogspot.com/2018/08/cowok-itu-perlu-rival.html?m=1
http://12ipsempat.blogspot.com/2018/08/cowok-itu-perlu-rival.html?m=1
secara sederhananya rival adalah kawan yang
bisa memotivasi kita untuk menjadi yang lebih baik lagi. Seperti cermin, rival
menjadi cerminan diri kita. sudah sebaik apakah kita hari ini?
Tak jauh beda dengan kebanyakan orang. Gue sepandangan
juga kalau hidup cuman stagnan tidak ada teman untuk bersaing ya hambarlah
proses hidup ini.
Supaya gak hambar, ya berilah garam sedikit
kuy..wkwk
Garam bagi gue ialah mencari rival yang dapat
membuat hidup kalian tidak hambar. Gue misalkan....kalau dikampus nih, gue
selalu memperhatikan orang-orang disekitar, karena itu tidak jarang gue kesal
ketika meliat ada orang yang lebih hebat.
Namun gue selalu jadikan itu motivasi untuk
diri gue, harus bisa berpacu lebih baik lagi dari diri gue yang sebelumnya. Hasilnya
gue selalu melatih diri setiap harinya, melalui belajar yang dilakukan secara
berkesinambungan.
Belajar versi gue bukan belajar melalui
buku-buku doang, tapi belajar menyangkut seluruh aspek kehidupan. Yup sejatinya
selama masih bisa bernapas ya kita sebagai insan yang berbahagia ya harus selalu
bersyukur dengan cara belajar, belajar dan terus belajar.
Belajar bisa dengan siapa saja, tidak
membatasi usia, jenis kelamin dan lain sebagainya. Semua tempat adalah sekolah dan semua orang
adalah guru, ya kira-kira begitulah.
Kembali pada pokok pembahasan tentang rival
tadi....masih ada orang zaman now yang menjadikan rivalnya lawan yang harus
dijatuhkan, dihancurkan bahkan dimusnahkan saja dari muka bumi, gara-gara
saking bencinya. Bukan malah dijadikan motivasi diri untuk lebih baik lagi
kedepannya eh malah memperburuk keadaan.
Kalian gak akan rugi kok kalau rival dijadikan
suatu motivasi untuk diri kalian sendiri...percayalah, gue menjamin itu kok. Karena
memang sejatinya jika pikiran kita baik maka baiklah juga kelakuan kita begitu
juga sebaliknya, kata Aristoteles.
Gak percaya?
Nih gue kasih contoh; suatu ketika...saat dulu
masih duduk dibangku SMA tepatnya kelas X, gue kepengen jadi ketua kelas. Eh ternyata
itu bukan sebatas hayalan belaka. Namun benar-benar terwujud. Kalian pasti pada
bertanya kok bisa ya orang kaya gue jadi ketua kelas yang notaben saat itu
termasuk anak yang nakal..hehe
Gini ceritanya.....ada teman gue yang
sebelumnya dipilih jadi ketua kelas sebelum gue. Dia dipilih karena tampil pede
dan berani saat MOS (Masa Orientasi Siswa), nah kira-kira dari hal itulah dia
punya nama yang cukup dikenal hingga akhirnya saat voting pemilihan ketua kelas
dia menang.
Saat itu gue fine-fine aja, tapi entah kenapa
setelah beberapa minggu menjabat tidak ada perubahan sama sekali....ternyata oh
ternyata dia tidak terlalu amanah dalam tanggung jawabnya....saat itulah gue
mulai kesal dan mencoba bersaing dengan dia merebut kekuasaan..wkwk
Mulai dari diskusi satu persatu keteman-teman
kelas hingga sampai diskusi ke wali kelaspun gue lakukan demi kelas yang dengan
penuh harapan dapat berkembang. Hingga pada akhrinya karena teman-teman sudah
tidak puas lagi dengan kinerjanya selama 2 bulan lebih, akhirnya pemilihan
ulang dilakukan.....dan you know lah, gue memenangkan suara terbanyak.
Gue bahagia banget saat itu dapat mengemban
amanah sebagai ketua kelas. Gue merasa jabatan kecil itu dizamannya sudah
terasa besar bak seorang pemimpin suatu wilayah saja..hehe
Waktu terus berjalan dan gue bersyukur
mendekati akhir jabatan bersama teman-teman kelas dapat membawa nama baik kelas
dengan memenangkan lomba-lomba 17 agustusan yang diadakan setiap tahunnya di
SMA. Selain itu kelas gw juga mendapat penghargaan lain yang sekiranya lumayan
lah sebagai kenangan yang indah.
Nah itu dia sedikit cerita tentang rival
versinya gw......lalu, seperti apakah rival versi kalian...wkwk
Silahkan aja koment dikolom komentar diblog
ini bagi yang mau share rival versinya kalian, jangan takut berpendapat karena
yang ditakutkan adalah tidak dapat berpendapat.
Diketik oleh Dua Enam
No comments:
Post a Comment