Lebih Baik dalamnya daripada Luarnya

 "Apalah artinya juara jika orang didalamnya tidaklah benar-benar merdeka"

 Kata-kata tersebut menjadi pembuka dalam tulisan kali ini.

  Kata-kata yang Lahir dari rasa cemas yang datang dari lubuk hati yang terdalam, maka penulispun langsung segera menuangkannya.

  Melalui tulisan ini, penulis berharap agar orang-orang tidak terjebak semakin dalam pada dunia kesenangan yang dihasilkan dari kemenangan.

  Maksud dari penulis ialah agar kekritisan dan kewaspadaan selalu hadir dalam setiap orang. Tanpa kesadaran yang lebih mendalam kekritisan setiap orang tidak akan tumbuh.

  Penulis sangat menghargai setiap orang yang menang, baik dalam perlombaan apapun itu, namun yang penulis coba kritisi saat ini ialah tentang suatu sistem yang membuat menang namun tidak dapat membuat orang-orang didalamnya benar-benar merdeka.

  Sistem yang dapat dikatakan sistem lama. Sistem lama yang seperti apa?

  Sistem lama yang digunakan dalam suatu kegiatan penerimaan mahasiswa baru yang masih mengunakan sistem  dengan cara membuat mahasiswa barunya seperti robot yang disuruh ini itu dan mau tidak mau harus mau tanpa berpikir panjang, asalkan menang ya gassssssss terus.

  Sekali lagi apalah arti kemenangan jika yang menang adalah suatu lembaga namun manusia yang justru berjasa dalam membawa kemenangan masih harus dijerat dengan sistem seperti robot yang tidak dapat melahirkan kekritisan orang-orang didalamnya.

  Lebih baik kalah tanpa mendapatkan penghargaan tapi orang-orang didalamnya merasakan suatu pemanusian manusia, daripada harus menang namun manusia yang sewajarnya harus diperlakukan seperti manusia malah diperlakukan dengan cara binantang.

  Seharusnya diera zaman now, sistem payah seperti itu haruslah segera diganti dengan sistem baru yang lebih baik seperti mahasiswa tidak lagi harus disuruh ini itu, mencari ini itu, mengeluarkan uang banyak demi suatu nafsu dari orang-orang yang menginginkan lembaganya menang.

  Memang ada sebagian orang-orang didalamnya tidak peduli dengan hal itu, katakanlah bahwa demi suatu kemenangan ada yang harus dikorbankan.

  Namun yang menjadi pertanyaan penulis ialah pengorbanan seperti apa?

  Apakah pengorbanan yang dapat membuat orang didalamnya merdeka atau malah sebaliknya membuat susah dan jauh dari kata merdeka.

  Menurut Che Guevara, seorang tokoh pemuda revolusioner dari kuba "Setiap hari orang meluruskan rambut, kenapa tidak hati?"

  Apakah yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata-kata tersebut. Memang ada orang yang setiap hari pasti meluruskan rambut namun apakah ada orang yang setiap hari meluruskan hati.

Sulit memang meluruskan hati dan tetap pada jalan yang memanusiakan manusia (Humanism), kebanyakan orang zaman now hanya memikirkan luarnya saja tanpa tau apa yang ada didalamnya.

  Tak perlu jauh-jauh, suatu ketika seorang penulis bertemu dengan orang dari Yogyakarta yang memiliki pemikiran tidak biasa, lalu ia berbincang-bincang dengan penulis dan teman-temannya. Banyak hal yang disampaikan orang itu, namun satu hal yang penulis selalu ingat bahwa orang zaman now banyak menilai dari covernya saja, tapi tidak melihat isinya.

  Orang itupun mulai bercerita.......

Pada Suatu hari ia mengunakan pakaian yang dapat dikatakan  tidak layak bagi orang-orang yang hanya menilai dari covernya saja. Lalu Ia pergi ke suatu restoran atau rumah makan untuk memesan suatu makanan.

  Sesampainya....Tiba-tiba saja orang-orang ditempat itu semua menatapnya dengan sinis.

Salah satu orangpun mulai menghampirinya....

Kira-kira apa yang terjadi ya?

  Seketika, salah itu orang itu meremehkan nya, karena Pakaian yang digunakannya tidak layak digunakan ditempat itu. Dan sontak saja, ia tentu bereaksi  dan mengajak orang itu untuk taruhan....

  "siapa yang paling banyak uang di ATM itulah yang berhak menang dan siapa yang kalah harus memberikan seluruh uangnya" Ujarnya.

  Sontak saja orang itu bereaksi dan takut karena cemas, kalau-kalau  kalah dalam taruhan tersebut. Akhirnya si orang itupun sadar dan meminta maaf kepadanya serta mengaku salah karena telah menilai orang dari covernya.

  Nah, apa yang bisa kita ambil nilai moralnya dari story tersebut ialah kita tidak boleh menilai sembarangan.

  dimanapun tempat kita berada sebelum menilai, kita harus tau sampai kedalam-dalamnya dulu.

  Apalah arti seorang pelayan atau pelanggan lainnya di suatu restoran atau rumah makan jika yang dilayaninya hanya orang-orang kelas menengah dan atas saja. 

  Lalu bagaimana dengan orang yang dapat digolongkan dalam kelas bawah?

  Dunia terasa sempit jika yang diberi fasilitas luar biasa dan hak luar biasa hanya kepada orang-orang tertentu saja. Sungguh ironi rasanya ketika mendengar kan cerita seperti itu dari orang lain dan bahkan pernah Menyaksikan hal itu terjadi didepan mata kepala kita sendiri.

  Apa yang bisa kita lakukan jika berada pada posisi kelas bawah yang tak dapat berbuat apa-apa karena haknya dibatasi.

  Sungguh kejam! yang namanya manusia itu sama saja haknya. Namun kenapa kelas selalu dibagi-bagi dan keistimewaannya berbeda-beda.

  Baiklah, itu sedikit intermezo, kita kembali pada pembahasan awal.

  Juara, juara dan juara!!!

itulah yang memotivasi setiap orang baik Perindividu ataupun perkelompok saat mengikuti event-event perlombaan. Entah lomba apapun itu, tentu yang namanya kompetisi selalu melahirkan orang-orang yang memiliki karakter persaingan yang luar biasa.

  Namun, apakah demi persaingan sampai-sampai diterapkannya sistem yang membabi buta? Atau apakah dalam suatu persaingan diperlukan cara apapun sampai cara kotor untuk memenangkannya?

  Tentu semua orang pasti punya caranya masing-masing. Penulis tidak dapat pungkiri hal tersebut. Tapi penulis sangat miris Melihat suatu realita yang hanya demi persaingan sampai harus mengorbankan orang lain yang sejatinya menginginkan kebebasan dan kemerdekaan malah dimanfaatkan seenaknya.

  Manusia bukanlah robot, manusia berhak untuk menentukan kebebasannya namun tetap harus memperhatikan kebebasan orang lain juga.

  Berbeda hal dengan robot, sesuka hati kita (manusia) yang memprogramnya untuk tujuan apa, asalkan memberikan dampak positif ya penulis setuju-setuju saja.

 Tulisan ini hanya sekedar untuk memberikan saran dan penyadaran kepada orang-orang yang selalu berusaha mempertahankan sistem lama yang tidak memanusiakan manusia (Humanism).

  segeralah diganti dengan sistem baru yang lebih memberikan kedamaian kepada orang lain terkhususnya mahasiswa baru.

  Jangan lagi gunakan sistem yang hanya membuat pengeluaran seorang mahasiswa baru banyak keluar habis untuk hal yang sia-sia saja. Itu bukanlah kebebasan yang sesungguhnya.

 Karena kegiatan yang baik ialah didalamnya  terdapat kebebasan. Salah satu contohnya seperti suatu kegiatan yang memanusiakan manusia (humanism).

  Juara boleh saja, tapi jika untuk menjadi juara, orang didalamnya diperlakukan seperti binatang!!! apakah itu pantas ?

  Akan lebih baik jika mendapatkan juara dan kemerdekaan orang didalamnya dapat terpenuhi. Niscaya hal seperti itu baru dapat dikatakan suatu nilai substansi dalam suatu kegiatan yang berkesan dan patut dicontoh.

  Demikian tulisan dalam blog kali ini, akhir kata penulis mengutip kata-kata seorang tokoh revolusioner dari kuba lagi, yaitu sebagai berikut.

 "Keberanian yang membuat kalian bertahan dalam situasi apapun! Nyali sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang niscaya tidak ada gunanya kau hidup!"

 (Che Guevara)

                                 "Diketik oleh Dua Enam"