Informatif, edukatif, akurat dan terpercaya menyajikan informasi seputar filsafat, sosial, politik, pemerintahan, buku dan opini.

test pub-9703219827204705, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

7/26/2018

Kupu-kupu Kampus


  Baru-baru ini gue ada membaca artikel yang menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang mempunyai sedikit peluang untuk sukses  ialah karena malas.

  Malas memang menjadi problema masa kini yang benar-benar harus dibasmi dari dalam diri.

 Tak heran untuk bangun pagi dan mengawali aktivitas terkadang tidak dengan semangat yang membara.

 Banyak hal yang menyebabkan orang menjadi malas. Salah satunya tidak membuat dirinya menjadi bersemangat , apalagi disaat muda sehingga saat sudah dewasa malasnya semakin merajalela.

 Nah, dalam blog kali ini gue mau menjelaskan tentang orang-orang yang malas dalam mengasah kemampuannya dimasa muda yang sering disebut bahasa gaulnya ialah kupu-kupu kampus.

 Sebelum mulai kepembahasan inti, kira-kira Kawan-kawan udah tau belum nih apa itu kupu-kupu kampus.

 Kupu-kupu kampus merupakan sebutan untuk mahasiswa yang masih belum sadar akan pentingnya memiliki semangat muda dan mengimplementasikan semangat itu.

 Sebagai negara yang memiliki pulau-pulau yang indah dan kaya akan sumber daya alamnya, ya tentu diperlukan orang yang hebat juga dalam memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

 Namun, orang-orang yang hebat menurut gue kebanyakan lahir dari kampus.
Maksud gue lahir dari kampus, bukan menentang tentang kelahiran seseorang yang dibuktikan secara ilmiah yaitu melalui kelahiran secara biologis.

 Tapi yang gue maksud ialah banyak generasi bangsa yang berprestasi, berbakat, menjadi pemimpin besar dan lain-lain, (secara langsung berkontribusi untuk bangsa). 

 Mereka dulunya berasal dari kampus-kampus Yang ada di Indonesia.
Sebut saja Pak Jokowi Widodo Yang sekarang menjabat sebagai presiden Indonesia, beliau merupakan lulusan dari universitas Gajah Mada, kemudian bung Karno yang pernah berkuliah di Technische Hoge School (sekarang ITB) dan masih banyak lagi.

 Selain pemimpin, kampus juga mencetak orang-orang seperti politisi, doktor-doktor, guru-guru dan lain sebagainya.

 Luar biasa bukan! saking banyaknya hasil dari cetakan kampus, ada juga yang masih menganggur atau belum mendapat pekerjaan.

 Kalau gue menanggapi tentang itu, semua orang yang berkerja maupun masih belum mendapatkan pekerjaan tergantung daripada jaringan, kualitas diri, ekonomi, sosial, politik dari orang yang bersangkutan.

 Kawan-kawan harus ingat nih, salah satu dari semua itu tidak akan terwujud  kalau tidak ada usaha, ya sia-sia aja. Apalagi kalau cuman mengandalkan doa tapi tidak ada tindakannya. Hhm hanya terus bermimpi doang.

 Kita haruslah berani membuat mimpi kita hidup dengan mewujudkan nya bukan malah sebaliknya kita malah hidup didalam mimpi terus-menerus.

 Nah, Kawan-kawan tau gak apa yang membuat kita terus hidup didalam mimpi doang (hanya beronani pikiran).

 Nah, salah satunya ialah dengan menjadi kupu-kupu kampus.

 Ciri-ciri dari kupu-kupu kampus yang sering disebut dalam proses kuliah nya hanya stagnan kuliah pulang-kuliah pulang, sampai wisuda gitu-gitu doang... 

Haha berikut ulasannya.

1. Gak peduli dengan lingkungan sekitar kampus

 Dalam hal ini, gue banyak mengamati orang-orang yang gue kategorikan sebagai kupu-kupu kampus no.1 yaitu bodo amatlah sama kondisi lingkungan dikampusnya.  

Ceritanya gini.....

 Pada saat hari buruh internasional tahun 2017, gue berpartisipasi dalam demo yang dilakukan didepan rumah jabatan gubernur Kalteng.

 Nah, gue banyak banget nih ngajak teman-teman gue untuk berpartisipasi.

 Bagi gue, kita harus senantiasa membela kaum-kaum buruh karena mereka sangat barjasa banget buat kita.

 Buruh merupakan semua orang-orang yang berkerja keras untuk sesama manusia, bangsa dan negara.

 Coba Bayangin aja nih, tanpa adanya buruh kita gak mungkin bisa mengunakan baju baru kita yang penuh dengan hiasan, jahitan yang rapi, alat transportasi yang krenn, alat tulis, dll.

 Itu semua karena buruh yang berkerja demi terwujudnya apa yang bisa kita rasakan sekarang.

 Tapi masih aja ada orang-orang yang acuh tak acuh dengan mereka, masa cuman berpartisipasi doang untuk membela hak-hak mereka yang ditindas oleh orang-orang yang menindas kok malah gak mau.

 Mana alasan yang diberikan gak jelas lagi! 
pengen jalan-jalan sama pacar, magerlah, dan banyak banget alasan lain yang gak masuk akal.

 Lagian saat hari buruh ya hari libur juga, tentunya tidak menggangu aktivitas orang-orang.

 Selain itu, ada contoh yang lain lagi nih Kawan-kawan.

 Hal ini terjadi saat pemilihan Gubernur BEM di fakultas gue,  banyak banget tuh yang kurang berminat untuk memilih dan kebanyakan pengen golput, mereka bilangnya untuk apa juga, gak ada juga gunanya buat kita.   

 Nah, ini nih, ciri-ciri kupu-kupu kampus yang berpikir terlalu pragmatis. Seharusnya mereka memikirkan bahwa dengan memberikan hak pilih tentunya sudah menghargai demokrasi dikampus dan dapat memberikan warna perubahan dikampus.

 Tapi, sekali lagi sayangnya masih banyak orang-orang yang tidak peduli dengan hal kecil terutama lingkungan kampusnya.

 Jangan kaya gitu ya kawan-kawan itu tuh yang dinamakan efek dari hanya kuliah pulang-kuliah pulang doang, gak ada ilmu yang benar-benar didapatkan.

2. Malas berorganisasi

  Kebanyakan orang yang suka menjadi kupu-kupu kampus tuh gak peduli dengan organisasi. Bodo amat ah! habisin waktu doang. Mending gue dirumah, makan, bobo, wifian.


 Ini nih, yang buat generasi sekarang dalam bahasa gaulnya generasi micin.
Yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan apapun.

 Saat buat video tik-tok yang bisa dibilang Vulgar, beh berlomba-lomba banget kaya mau dapatin arisan aja..

 Coba deh bayangin hal apa yang bisa kawan-kawan dapatkan ketika berorganisasi.

 Tentunya Kawan-kawan akan lebih berpengalaman, wawasan luas, punya pendirian karena telah diberi pemahaman idealisme diorganisasi, lebih berani saat berdebat dikelas, Lebih berani untuk tampil dilapangkan karena sudah terbiasa diorganisasi dan lain-lain.

 Nah, tunggu apalagi kawan-kawan, ayo buruan deh gabung ke organisasi yang ada dikampus, Agar kalian dapat berkembang pesat dari sebelumnya dan gak termasuk dalam kategori kupu-kupu kampus...hehe

3.bicara gak teratur

 Saat didalam suatu forum diskusi atau saat sesi tanya jawab setelah selesai presentasi biasanya orang-orang yang ada di forum tersebut  pasti akan memberikan argumentasinya masing-masing.

 Yang menjadi perhatian gue ialah orang-orang yang berbicara tidak teratur, atau bahasa halusnya berbicara kesana kemari.

 Sudah jelaskan ketika orang berbicara tidak teratur tentu membuat kita kesal, saat kita menjelaskan A atau mempertanyakan A, orang lain yang mau berpendapat, eh malah melantur bicaranya.

 Nah itu yang  gue katakan, hasil dari kupu-kupu kampus.

 Berbeda dengan orang-orang yang bukan kupu-kupu kampus, saat berbicara beh terstruktur banget, terus berbobot lagi argumentasinya karena disertai data-data yang konkret.

 Ya, maklum. Wong orang yang bukan Kupu-kupu kampus biasanya saat pulang kuliah pasti mengkaji lagi lebih mendalam tentang mata kuliah yang dipelajarinya, mendiskusikan kembali diorganisasi, sering latihan founding diorganisasi, suka membaca dan bahkan ada yang sampai suka menulis.

4. Penakut

 Kupu-kupu kampus yang satu ini saat sedang terjadi masalah baik dikelas maupun dilingkungannya, biasanya menghindari masalah.

 Ya, kembali lagi seperti yang gue bilang di poin 1 tadi bahwa tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan juga takut untuk menghadapi masalah yang terjadi.

 Berbeda dengan orang yang bukan Kupu-kupu kampus, lebih cenderung untuk menghadapi masalah dan mencari solusinya (lebih peduli gitu...hehe)

Contohnya :

 Saat semester 1, tahun 2017 mata kuliah bahasa Indonesia. 

 Dosen yang mengajar kami ialah dosen terbang.

 Dosen terbang maksudnya bukan asli dosen yang ada di fakultas gue, tapi dari fakultas lain.

 Nah, dosen terbang yang tak perlu gue sebutkan namanya ini hampir saja melakukan suatu jualbeli diktat.

Kawan-kawan taukan apa itu jualbeli diktat?

 Jualbeli diktat merupakan suatu proses jual-beli yang ilegal. Dalam artian tidak boleh dilakukan, apalagi dikampus. Jualbeli Diktat termasuk dalam pungli (pungutan liar).

 Nah, Kembali kecerita gue tadi.

 Saat itu dosennya menyuruh gue sebagai komti, untuk menyampaikan kepada kawan-kawan dikelas wajib membeli materi yang akan dia fotocopy.

 Jadinya Gue curiga nih, karena dosennya juga ngotot banget untuk nyuruh gue mendata jumlah kami yang ada dikelas agar nantinya semua wajib membeli fotocopy annya.

 Nah, karena gue curiga akhirnya gue konsultasi nih sama kawan-kawan diorganisasi, mereka bilang bahwa sesuatu yang bersifat memaksa dan apalagi dalam hal itu ngotot banget,  bisa jadi itu merupakan batang hidungnya pungli.  Lalu kami berdebat sangat lama sampai tengah malam.

 Dan pada akhirnya apa yang gue ingat dari pembicaraan mereka ialah bahwa ketika gue melihat historis kebelakang bukan hanya terjadi pada kami saja namun terjadi juga pada angkatan-angkatan sebelumnya, mereka bercerita bahwa orang itu kerap melegalkan hal tersebut, namun mahasiswa hanya diam saja tanpa mencurigai apapun.

 Setelah gue, berdiskusi dengan kawan-kawan organisasi, gue mendengar kabar bahwa kawan-kawan gue dijurusan lain diperintahkan hal yang sama yaitu mendata berapa banyak jumlah yang hadir dan nantinya dosen itu saja yang memfotocopy tanpa dosennya bilang berapa jumlah konkritnya.

 Yang kami takutkan adalah harga yang telah dosen itu fotocopy tidak sesuai dengan harga yang dijual ke kami.

 Lalu pergerakan gue tidak berhenti sampai disitu saja, gue mengumpulkan perwakilan komti dari 2 jurusan lainnya dan juga 1 komti dari kelas lain yang sama dengan jurusan gue, lalu kami membicarakan hal tersebut sampai tak terasa sudah sore, kami akhirnya membuat keputusan untuk membuat grup.

 Sehari setelah itu kami bergerak, kami berdiskusi dan sekaligus melaporkan hal tersebut ke BEM yang ada di fakultas kami, untuk menindaklanjuti hal tersebut, dan lagi-lagi mendengar cerita yang sama bahwa dosen itu sering melegalkan  segala cara untuk melakukan jual-beli diktat.

 Hal yang kami dapatkan dari kawan-kawan BEM ialah mereka siap memfasilitasi kami dan mengadvokasi kami, Artinya nama-nama kami tidak akan disebut, karena Kamilah kunci dari pelaporan hal tersebut.

 Namun, kami saat itu masih belum menemukan bukti yang cukup kuat untuk menangkap dosennya, karena seperti yang gue bilang tadi dosennya hampir saja melakukan pungli.

 Kenapa hampir?

 Hampir artinya mau terjadi dong!

 Nah benar sekali, sebelum terjadinya pungli gue dan kawan-kawan dikelas gue, menyepakati untuk satu suara menolak hal tersebut, dan melakukan jalan perundingan dengan solusi yaitu bahwa harus kami saja yang memfotocopy buku itu agar tidak terjadi kecurigaan ataupun berujung pada pungli.

 Lalu Strategi itu, kami terapkan dengan tanda kutip bahwa jika dosennya ngotot dan tetap bersikeras untuk melawan maka itu akan menjadi bukti kami, namun jika dosennya menyerahkan ke kami, itu artinya dosen nya bersih dan tidak ada pungli.

...........dan sampailah pada saat dosennya masuk keruangan dan keadaan dikelas waktu itu hening, sampailah saatnya gue berbicara.

 Gue berbicara dengan tenang dan menceritakan semuanya.

 Dan tau gak kawan-kawan apa hasilnya?


 Puji Tuhan, ternyata dosennya mau setelah gue meminta dengan baik-baik. Dan menyerahkan kepada kami, agar kami saja yang memfotocopy hal tersebut agar tidak ada kesalahan dalam hal harga.

 Nah, itu artinya dosen tersebut hampir saja melakukan pungli, namun berhasil lepas karena sudah tidak ngotot lagi memaksakan kehendak untuk membeli fotocopynya.

 Dari hal tersebut banyak hikmah yang bisa gue ambil antara lain keberanian untuk bergerak, kritis dan gue juga mengamati ada juga orang yang peduli berpartisipasi dalam gerakan tersebut dan ada juga yang malas (acuh tak acuh dengan masalah tersebut).

 Yang malas ikut, ya lagi-lagi adalah orang yang saya sebut kupu-kupu kampus tadi.

5. Kerjaannya hura-hura aja

 Nah, ciri-ciri yang terakhir ini merupakan tipe orang yang kerjaannya cuman pengen senang-senang doang selama perkuliahan ataupun diluar perkuliahan.

 Kerjaannya saat pulang kuliah seperti jalan-jalan, karaokean dan lain sebagainya.

 Ini termasuk kupu-kupu kampus karena bukan fokus pada pencarian ilmu dikampus eh malah fokus dengan mencari kesenangan.

 Tapi, disini gue bukan memvonis orang yang suka karaokean itu negatif ya, tapi hanya memandang yang melakukan hal tersebut secara berlebihan, baru bisa dikatakan salah.

 Dari apa yang sudah gue sampaikan semoga dapat bermanfaat untuk kawan-kawan semuanya.

 Itu dulu tulisan dari gue diblog kali ini, dan gue akhiri dengan kata-kata dari seorang tokoh founding father kita yaitu sebagian berikut.

"Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya, (Sukarno)"

                                                    Dua Enam



2 comments:

  1. Wah ... semua kategori gue banget nih 😂😂😂😂

    ReplyDelete
  2. Numpang ya min ^^

    Bonus New Member 50%!!! Bukan server IDN maupun PokerV! Cobalah bermain di server baru 1G Poker hanya di kenaripoker . com! Proses deposit dan withdraw tidak basa basi langsung tinggal proses dan main saja bosku, dicoba keberuntungan kamu sekarang juga hanya di kenaripoker . com!

    WHATSAPP : +855966139323
    BBM : KENARI00
    LIVE CHAT : KENARIPOKER . COM
    ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER . COM

    ReplyDelete

Post Top Ad

Your Ad Spot

PAGES